Tujuan pengklasifikasian api adalah agar dapat menggunakan dengan tepat jenis media pemadam terhadap berbagai kelas kebakaran. Dengan klasifikasi ini diharapkan pemilihan media pemadam dapat sesuai dengan jenis kebakaran sehingga pemadaman dapat berlangsung secara efektif, dengan tidak mengabaikan prosedur pemadaman yang benar.
Klasifikasi kebakaran atau api yang dianut oleh Indonesia adalah klasifikasi kebakaran mengadopsi sistem National Fire Protection Association (NFPA), sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja Indonesia melalui Peraturan PER.MEN: NO/PER/04/MEN/1980 tertanggal 14 April 1980.
Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kelas A: kebakaran atau api yang terjadi pada bahan bakar padat, seperti; kayu, kain, kertas, kapuk, karet, plastik dan lain sebagainya.
2. Kelas B: kebakaran atau api yang terjadi pada bahan bakar cair, seperti; bensin, minyak tanah, spirtus, solar, avtur (jet fuel) dan lain sebagainya.
3. Kelas C: kebakaran atau api yang terjadi karena kegagalan fungsi peralatan listrik.
4. Kelas D: kebakaran atau api yang terjadi pada bahan bakar logam atau metal, seperti; magnesium, titanium, aluminium, dan lain sebagainya.
1. Jenis cair: air, busa kimia, busa mekanis, AF3
2. Jenis padat: dry chemical (dry powder)
3. Jenis gas: CO2, N2 (Inergen, FM-200)
Terdapat 4 (empat) teknik pemadaman api/ kebakaran. Dengan mempertimbangkan unsur-unsurdan reaksi yang membentuk terjadinya api, maka dengan cara menyingkirkan salah satu dari unsur-unsur tersebut, ataupun reaksi yang terjadi akan dapat memadamkan api.
Adapun teknik pemadaman api tersebut adalah sebagai berikut:
1. Smothering (menyelimuti), adalah teknik pemadaman dengan cara memisahkan uap bahan bakar dengan Oksigen (Udara).
2. Cooling (mendinginkan), teknik pemadaman dengan cara menyerap panas (menurunkan suhu) dari bahan bakar yang terbakar, sehingga proses pembakaran akan terhalang.
3. Starvation (mengurangi atau memisahkan bahan bakar), teknik pemadaman dengan cara memutuskan persediaan bahan bakar.
4. Breaking chain reaction, teknik pemadaman dengan cara memutuskan rantai reaksi kimia/reaksi pembakaran, atau dengan menangkap radikal-radikal bebas seperti OH- dan H+, agar tidak dapat melanjutkan proses pembakaran dari api tersebut. Penangkapan radikal-radikal bebas dapat menggunakan agen agen gas seperti CO2 atau N2 yang memiliki suhu sangat rendah dan membekukan yang bila terkena bagian tubuh dapat mengakibatkan Frostbite , atau menggunakan agen agen gas lainnya seperti Hallon (sudah dilarang karena merusak Ozone) atau menggunakan agen agen gas lainnya seperti Argonite,Inergen, dll.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memadamkan kebakaran di tangki bahan bakar adalah potensi terjadinya fenomena slop over dan boil over.
Suatu proses bila water jet dijatuhkan ke permukaan minyak yang terbakar, air akan langsung berubah menjadi uap secara cepat sekali ketika menyentuh permukaan minyak (1700 kali volumenya), kemudian uap air akan membawa minyak panas tersebut ke udara. Bersama itu pula cairan minyak akan terdispersi akibat efek water jet tersebut, sehingga kebakaran minyak tersebut bertambah hebat. Istilah Slop Over juga digunakan untuk menyebut fenomena yang terjadi ketika water jet ditembakkan ke sebuah bangunan yang terbakar. Pada tahap awal di mana suhu kebakaran masih tinggi maka air (H2O) yang ditembakkan akan langsung menguap begitu mengenai daerah yang terbakar karena panas tinggi sehingga terurai unsur-unsurnya akibatnya terjadi pelepasan unsur O2 dari uap air yang menjadikan api akan membesar di saat saat awal pemadaman. Pada kejadian pemadaman kebakaran, orang awam sering mengira air yang digunakan oleh Petugas Pemadam mengandung minyak karena melihat fenomena ini.
Suatu proses yang terjadi secara spontan, umumnya pada kebakaran tangki terbuka yang berisi minyak bumi (crude oil), air dan emulsi yang berada di dasar tangki menerima gelombang panas selama proses pembakaran berlangsung di permukaan tangki, panas yang diterima akan mengubah air atau cairan menjadi uap air atau steam, dengan faktor pengembangan ± 1.700 kali. Uap ini akan terlontar ke udara sambil membawa bahan bakar yang berada di permukaannya, dan berakibat kebakaran bertambah hebat.
Ada 3 (tiga) jenis utama media pemadam yaitu:
1. Jenis cair: air, busa kimia, busa mekanis, AF3
2. Jenis padat: dry chemical (dry powder)
3. Jenis gas: CO2, N2 (Inergen, FM-200)